Showing posts with label just shout. Show all posts
Showing posts with label just shout. Show all posts

Sunday, November 14, 2010

LSPOP, Enos, dan Gayus





jam sembilan aku dan Enos pergi dari kantor ke percetakan karena LSPOP di kantor abis, sebelomnya ga ada apa-apa dan kami juga happy-happy aja. sampe terjadi pembicaraan itu, antara aku, Enos, dan abang-abang di dekstop cetak (AADC) yang mukanya penuh bopeng dan berkerut-kerut dengan piercing palsu dari kertas aluminium foil bekas kondom rokok jisamsu super premium. Waktu itu di percetakan...


aku : berapa, Nos, enam rim ya?

Enos : tiga ribu...

aku : bang, cetak tiga ribu lembar bisa?
(sambil nyodorin contoh LSPOP)

AADC : bisa.

aku : tapi besok diambil.

AADC : jangan besok, lusa lah...

aku : ok, lusa.



udah deal, aku sama Enos balik ke kantor. tapi belom sempet keluar dari percetakan itu dari dalem ada yang tereak...

AADC : gayus...

Enos : KON**L lah!!!

aku : udah lah, Nos, ah...


aku tarik Enos yang tadi sempet merah padam mukanya sebelom terucap "kata cinta" yang lainnya dan si abang-abang jadi korban pelampiasan kebejatan Enos. *eh. ternyata selain cacat-mental, Enos juga temperamental. :P

sabar ya, Nos... ^^

[setelah sarapan di salah satu percetakan, Subulussalam 15 November 2010]

Friday, August 13, 2010

Sebungkus Janji dan Rinai Hujan


"Mmmmuahhhhhh! Met tidur ya cantik, sleep tight..."

Dia membenarkan letak selimut di badan perempuannya dan menunggui di sampingnya, tepat di tempat terbaik di mana dia bisa melihat wajah itu yang makin ayu waktu terlelap. Penuh, Teduh. Dingin angin malam menerobos lembut, tembus dari celah ventilasi kamar, perlahan mengantar pikirannya mundur empat tahun lalu, ketika jarak kadang membiaskan rindu, dan rindu tetap menjadi sesak tertahan waktu. Ya, tiga tahun lalu saat semua terasa begitu indah dan manis, hingga kini. Janji-janji kecil itu terucap ringan seperti uap air yang keluar bersama hembusan nafas dan telah dia tepati sekarang, hampir semua. Besok akan dia tepati satu lagi dari sekian banyak janjinya dulu. Tak lama diapun ikut terlelap.

*sesaat sebelum itu___________________________m(!-.-)m__

"Sayang, kok pingin rujak ya?!"

"Ujan-ujan gini, sayang?"


Perempuannya mengangguk dengan wajah termanis yang membuat hatinya luluh. Kesekian kalinya. meski sebenarnya tanpa ekspresi itupun dia akan tetap keluar menerjang hujan. Rasa bangga yang membuatnya lupa dengan cape seharian di kantor, lupa dengan deras air yang belom berhenti sedari sore tadi, lupa dengan influensa yang membuatnya bersin-bersin dua hari ini. Bangga dan bahagia, cuma itu.

Setengah jam kira-kira dan deru mesin vespa tua terdengar memasuki garasi, dengan badan basah kuyup dia melangkah gontai, tangannya kosong, tak tampak bungkusan yang tadi diminta. Tak perlu terucap kata, wajah perempuannya seolah mengisyaratkan bahwa dia cukup paham kenapa dia pulang dengan tangan hampa,

"Gak ada yang jualan lagi, sayang."

"Gapapa kok, besok aja ya."

"Maaf ya, besok pasti dapet!"

"Tidur aja yukk, aku juga udah ngantuk banget, sayang."


[sebuah fiksi untuk Anthy di selepas buka puasa waktu aku lagi males :p traweh, Subulussalam 13 Agustus 2010]

Saturday, July 10, 2010

Sejarah Raja-Raja Jawa


I. Para Raja Kraton MATARAM HINDU :
1. Sri Maharaja Rakai Ratu Sanjaya (730-760)
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780)
3. Sri Maharaja Rakai Pananggalan (780-800)
4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820)
5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-856)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899)
9. Sri Maharaja Rakai Watukumara Dyah Balitung (899-915)
10. Sri Maharaja Rakai Daksottama (915-919)
11. Sri Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodhong (919-921)
12. Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa (921-928)

II. Para Raja Kraton MATARAM BUDHA :
1. Samaratungga ; dari Dinasti Syailendra (berasal dari India)
Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Sewu tahun 778
2. Pramodha Wardhani (Sri Kahulunan) ; puteri dari Samaratungga
3. Balaputra Dewa ; putera dari Samaratungga ; adik dari Pramodha Wardhani

III. Para Raja Kraton MEDANG :
1. Prabu Dewata Cengkar
2. Ajisaka
3. Sri Maharaja Rakai Empu Sindok (929 – 947 )
memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur (Medang)
4. Sri Isyanatunggawijaya (947 – 9xx )
5. Makutawangsawardhana (9xx – 985)
6. Prabu Dharmawangsa Teguh (991 – 1007)

IV. Para Raja Kraton KAHURIPAN :
1. Airlangga ; menantu Dharmawangsa Teguh (1019 – 1042)
Putera dari Dharma Udayana Warmadewa, Raja Bali
2. Prabu Samara Wijaya ; putera Airlangga
3. Wibawa Pertapan Sakti Dewi Kili Suci
(Kerajaan Kahuripan menjadi dua: Janggala dan Kadiri)
(tidak diketahui silsilah raja-raja Janggala)

V. Para Raja Kraton KEDIRI DHAHA :
1. Prabu Warsajaya (1104 – 1135)
2. Prabu Jayabaya (1135 – 1157)
3. Prabu Sarweswara (1159 – 1161)
4. Prabu Kroncharyadhipa (1181 – 1182)
5. Prabu Kameswara (1182 – 1185)
6. Prabu Srengga Kertajaya (1194 – 1205)
7. Prabu Kertajaya (1205 – 1222)
8. Prabu Jayakatwang (1292 – 1293)

VI. Para Raja Kraton SINGOSARI :
1. Ken Arok (Rajasa Amurwe Bumi) (1222 – 1247)
2. Panji Anengah Anusapati (1247 – 1248)
3. Panji Tohjaya (1248)
4. Prabu Wisnuwardhana Rangga Wuni (1248 – 1266)
5. Prabu Kertanegara Syiwa Budha (1266 – 1292)

VII. Para Raja Kraton MAJAPAHIT :
1. Prabu Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) (1293 – 1309)
2. Prabu Jayanegara (Raden Kalagemet) (1309 – 1328)
3. Prabu Tri Bhuwana Tungga Dewi & Cakradhara (1328 – 1350)
4. Prabu Hayam Wuruk Prabu Rajasa Negara (1350 – 1389)
5. R.Kusuma Wardani putri Hayam Wuruk dan R. Wikramawardhana (1389 – 1400)
6. Dewi Suhita putri R.Wikramawardhana dari selir.
Perang Paregreg, antara Suhita dengan Bre Wirabumi
di Blambangan, putra Hayam Wuruk (1400 – 1447)
7. Prabu Kertawijaya adik Dewi Suhita (Brawijaya I) (1447 – 1451)
8. Prabu Rajasa Wardana (Brawijaya II) (1451 – 1453)
9. Kosong (1453 – 1456)
10. Prabu Purwawisesa (Brawijaya III) (1456 – 1466)
11. Prabu Pandhanalas (Brawijaya IV) (1466 – 1468)
12. Prabu Bre Kertabumi (Brawijaya V) (1468 – 1546)

VIII. Para Raja Kraton DEMAK BINTARA :
1. Raden Patah Syah Alam Akbar I (1478 – 1518)
2. Sultan Pati Unus Bintara II (1518 – 1521)
3. Sultan Trenggana Bintara III (1521 – 1546)
4. Sunan Prawoto (1546 – 1549)

IX. Para Raja Kraton PAJANG :
1. Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir (1550 – 1582)
2. Pangeran Pangiri R.Ngawantipura (1582 – 1584)
3. Sultan Prabuwijoyo (Benawa) (1584 – 1586)

X. Para Raja Kraton MATARAM :
1. Panembahan Senopati R.Danang Sutawijaya (1586 – 1601)
2. Sultan Hadi Hanyokrowati (RM.Jolang) (1601 – 1613)
3. Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo
R.M. Jatmika Pangeran Rangsang (1613 – 1645)
5. Sultan Hamangkurat Agung R.M. Sayidin
(Perang Trunojoyo) (1645 – 1660)

XI. Para Raja Kraton KARTASURA :
1. Pangeran Puger R.M.Darajat Jumeneng Sultan Ngalaga,
Perang melawan Trunajaya hingga gugur (1665)
2. Sultan Hamangkurat Amral R.M.Rahmat (1677 – 1703)
3. Sultan Hamangkurat Kencet R.M.Sutikno (1703 – 1705)
4. Sunan Puger Paku Buwono I . Darajat (1705 – 1719)
5. Sultan Hamangkurat Jawa R.M.Suryoputro (1719 – 1727)
6. Sunan Paku Buwono II
R.M. Probosuyoso. terjadi Perang Cina (1727 – 1745)
(menyingkir ke Ponorogo karena Kartosuro diserbu para pemberontak,
kemudian mendirikan Surokarto)

XII. Para Raja Kraton SURAKARTA :
1. Sunan Paku Buwana II Probosuyoso (1745 – 1749)
2. Susuhunan Paku Buwana III R.M.G. Suryadi (1749 – 1788)
3. Susuhunan Paku Buwana IV R.M.G. Subadya (1788 – 1820)
4. Susuhunan Paku Buwana V B.M.G. Sugandi (1820 – 1823)
5. Susuhunan Paku Buwana VI G.R.M. Sapardan (1823 – 1830)
6. Susuhunan Paku Buwana VII R.M.G. Malikis Solikin ;
Mboten nurunaken Nata / tidak menurunkan Raja (1830 – 1858)
7. Susuhunan Paku Buwana VIII
G.R.M. Kusen, Putra PB IV (1858 – 1861)
8. Susuhunan Paku Buwana IX
R.M.G. Duksina, Putra PB VI (1861 – 1893)
9. Hingkang Minulya Saha Wicaksana PB X
R.M.G. Malikul Kusno (1893 – 1939)
10. Susuhunan Paku Buwana XI
G. R.M. Ontoseno. Jaman JAPAN (1939 – 1945)
11. Susuhunan Paku Buwana XII
R.M.G. Suryoguritno; Republik Indonesia (1945 – 2004)
12. Gelar Pakubuwono XIII (2004 – sekarang)
(diklaim oleh dua orang, Pangeran Hangabehi & Pangeran Tejowulan)

XIII. Para Raja Kasultanan YOGYAKARTA :
Hamengkubuwana atau Hamengkubuwono atau Hamengku Buwono atau lengkapnya Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalogo Ngabdurahman Sayiddin Panotogomo Khalifatullah adalah gelar bagi raja Kesultanan Yogyakarta sebagai penerus Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Dinasti Hamengkubuwana tercatat sebagai dinasti yang gigih memperjuangkan kemerdekaan pada masa masing-masing, antara lain Hamengkubuwana I atau nama mudanya Pangeran Mangkubumi, kemudian penerusnya yang salah satunya adalah ayah dari Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro, yaitu Hamengkubuwana III. Sri Sultan Hamengkubuwana IX pernah menjabat sebagai wakil presiden Indonesia yang kedua.
Yang bertahta saat ini adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Daftar Sultan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat :
1. Sri Sultan Hamengkubuwono I 13 Februari 1755 s/d 24 Maret 1792
2. Sri Sultan Hamengkubuwono II 2 April 1792 s/d akhir 1810, periode I
3. Sri Sultan Hamengkubuwono III akhir 1810 s/d akhir 1811, periode I
4. Sri Sultan Hamengkubuwono II akhir 1811 s/d 20 Juni 1812, periode II
5. Sri Sultan Hamengkubuwono III 29 Juni 1812 s/d 3 November 1814, periode II
6. Sri Sultan Hamengkubuwono IV 9 November 1814 s/d 6 Desember 1823
7. Sri Sultan Hamengkubuwono V 19 Desember 1823 s/d 17 Agustus 1826, periode I
8. Sri Sultan Hamengkubuwono II 17 Agustus 1826 s/d 2 Januari 1828, periode III
9. Sri Sultan Hamengkubuwono V 17 Januari 1828 s/d 5 Juni 1855, periode II
10. Sri Sultan Hamengkubuwono VI 5 Juli 1855 s/d 20 Juli 1877
11. Sri Sultan Hamengkubuwono VII 22 Desember 1877 s/d 29 Januari 1921
12. Sri Sultan Hamengkubuwono VIII 8 Februari 1921 s/d 22 Oktober 1939
13. Sri Sultan Hamengkubuwono IX 18 Maret 1940 s/d 2 Oktober 1988
14. Sri Sultan Hamengkubuwono X 7 Maret 1989 – sekarang

XIV. Praja Mangkunegaran di Surokarto :
1. Mangkunagara I (Raden Mas Said) (1757 - 1795)
2. Mangkunagara II (1796 - 1835)
3. Mangkunagara III (1835 - 1853)
4. Mangkunagara IV (1853 - 1881)
5. Mangkunagara V (1881 - 1896)
6. Mangkunagara VI (1896 - 1916)
7. Mangkunagara VII (1916 -1944)
8. Mangkunagara VIII (1944 - 1987)
9. Mangkunagara IX (1987 - sekarang)

XV. Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta :
1. Paku Alam I (1813 - 1829)
2. Paku Alam II (1829 - 1858)
3. Paku Alam III (1858 - 1864)
4. Paku Alam IV (1864 - 1878)
5. Paku Alam V (1878 - 1900)
6. Paku Alam VI (1901 - 1902)
7. Paku Alam VII (1903 - 1938)
8. Paku Alam VIII (1938 - 1998)
9. Paku Alam IX (1998 - sekarang)


source: Catatan Kanjeng Raden Prasena

Tombol Share Baru di Blogger (Twitter & Facebook)


wew, gw baru tau kalo sekarang ada Button baru yang bisa langsung share postingan di blogger, konon fitur ini emang baru di-launching bulan Juni kemaren. bermanfaat banget nih kalo ada postingan-postingan yang pingin kita share ke Facebook dan Twitter. jadi buat temen-temen blogger silakan rame-rame dipasang, caranya masuk ke Design | Page Elements terus edit bagian Blog Posts widget, di situ ada Show Share Buttons di-enable (tanda check) terus save deh (lihat gambar). kalo yang gw udah coba, post-post lama (sebelom di-enable-in) ga akan keluar tuh button-nya, cuma posting-an setelah kita atur widget-nya. smoga bermanfaat ^^


Monday, June 21, 2010

GTT Abdi Sekolah Minim Upah


November 2007 Gelar A.Ma berhasil sy raih setelah bersua dengan dosen, bergelut dengan buku, bercumbu dengan kampus, dan menimba ilmu selama 4 semester di Prodi Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Keinginan untuk menjadi guru di kota besar harus dikubur dalam-dalam karena dipanggil "emak" untuk pulang kampung. Meskipun demikian semangat dan cita-cita untuk menjadi Guru SD tak kendur sedikit pun.

Di kampung halaman satu demi satu pintu gerbang SD sy masuki kemudian menyodorkan lamaran untuk menjadi GTT (Guru Tidak Tetap) kepada Kepala Sekolah. Berulangkali kata "Maaf Mas", "Sepuntene Mas", "Wah mriki GTT ne sampun katah e Mas", terus meluncur deras dari mulut kepala sekolah yang sy jumpai. Dengan langkah gontai perjuangan untuk mendapatkan SD terus sy lakukan, sy terus bergerilya, bergerak kesana kemari hingga akhirnya kabar burung menerbangkan sy ke salah satu SD. Akhirnya aliran keringat dan semangat tak kenal "malu" bermuara di SD ini.

Nah sekarang sy sudah resmi menyandang gelar GTT. Sejuta harapan pun muncul, ingin mengajar dan mempraktikkan teori yang diperoleh di bangku kuliah. Tapi apa mau dikata ternyata SD sy ini tdk membutuhkan guru kelas krn guru kelas sudah lengkap akhirnya sy didapuk menjadi guru olahraga, tukang ketik, tukang nulis surat masuk&keluar, kurir, tukang fotocopy, bahkan tak jarang jadi tukang ojek bagi ibu-ibu yang tidak bisa naik kuda besi, bahkan membeli sayur dan mengantar ke pasar pun jadi tugas tambahan. Wah sungguh tugas yang luar biasa. Dengan gaji 150 ribu rasanya sy tidak betah untuk melanjutkan jabatan GTT ini. Tapi sekali lagi semangat dan cita-cita menjadi guru plus harapan menjadi PNS membuat sy bertahan.

Setelah hampir setahun tugas bertambah menjadi guru bahasa inggris. Sebenarnya sy sangat menyukainya karena sejak kls 1 SMP sy memang bercita-cita jadi guru bhs inggris sayangnya setelah diterima di Prodi Pend. Guru Bhs Inggir FBS Universitas Negeri Semarang melalui jalur PMDK bapak menolak karena alasan kuliahnya terlalu lama sehingga akirnya sy berubah haluan, mempelajari disiplin ilmu untuk menjadi guru SD. Tapi sekali lagi tugas ini juga kurang nyaman sy jalani karena tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang sy "kantongi".

Semakin hari jabatan sebagai GTT semakin bertambah banyak dan bertambah berat saja disandang meskipun sekarang gaji sudah dinaikkan menjadi 200 ribu. Bagaimana tidak GTT tidak pernah dihargai selalu dipandang sebelah mata baik oleh rekan-rekan kerja, pengawas apalagi para pejabat dinas pendidikan kelas atas. GTT hanya diberdayakan sekolah sebagai tenaga kerja murah. Terus saja pikiran dan tenaganya diperas bagaikan sapi perah untuk mengerjakan hal-hal yang sudah sy sampaikan di atas dengan penghasilan yang sangat tidak layak karena kalah dengan buruh cuci, tukang becak, atau pemulung sekali pun. Penderitaan inilah yang dialami oleh para GTT di seluruh Indonesia. memang sial benar nasib GTT menjadi ABDI SEKOLAH MINIM UPAH, merasa ABDI NEGARA NAMUN DIPANDANG SEBELAH MATA.

Kenyataan inilah yang membuat sebagian teman-teman GTT MENGAMBIL JALAN PINTAS, menggunakan CARA CEPAT UNTUK JADI PNS yaitu dengan melakukan KKN dengan para pejabat dan birokrat penguasa agar "DILULUSKAN" dalam seleksi CPNS. Puluhan juta pun rela digelontorkan demi meraih keinginan dan lepas dari penderitaan sebagai GTT. Kalau sudah begini apa bisa kita katakan guru bermutu? Jadi percuma saja diadakan diklat, pelatihan, seminar dan upaya-upaya peningkatan kemampuan guru kalau Guru-guru di Indonesia masih kualitas “SUAP”.

Ya inilah kisah nyata yang terjadi di dunia “per-GURU-an”di negeri tercinta ini permasalah GTT yang diperlakukan tidak selayaknya, padahal mereka para pemuda yang potensial berbekal semangat dan pembaharuan. Ditambah lagi “GURU KUALITAS SUAP” wajar saja kalau pendidikan di Indonesia kini kalah jauh dengan negara-negara tetangga yang dahulu kala mengimpor guru-guru dari Indonesia.

Ditulis Oleh: Agung Priyono, A. Ma
(Seorang GTT)
source

Thursday, June 17, 2010

Rindu Ini Milikmu



Ada setangkup resah waktu pagi datang,

seperti embun di ujung dahan,
Ada rindu yang tertahan...

Pahit getir juga yang ahirnya menamparku dari ketermanguan

Dalam riuh rendah bisik subuh, aku merindunya
Dalam dingin beku pagi buta, aku merindunya

Sesederhana ini aku mencintai "dia",
Bukan seperti bulan purnama
Bukan seperti mawar setaman
Bukan itu semua...

Sederhana layaknya hembusan nafas,
Sederhana layaknya rintik hujan
Sederhana layaknya gelak tawa juga ratap tangis.


Rindu ini untukmu,
Ardiyanti Sari
Perempuanku...


Subulussalam-Makassar 15 Juni 2010

[ditulis setelah rindu itu terkirim bersama udara dini hari dua hari lalu dan masih sesak terasa kini, Subulussalam 17 Juni 2010]

Sunday, June 13, 2010

Mari Bicara


Wahai kekasihku..
Mari kita duduk sejenak
Lalu bicara tentang cinta
Yang dulu mengikat kita erat
Namun kini longgar terasa
Mari kita bicara tentang waktu juga
Yang dulu melambungkan kita
Namun kini membiaskan kebersamaan kita
Mereka kah yg merubah semua
Atau kita?

by _aiedaiL_

[resah hati seorang temen buat lelakinya, semoga kita saling belajar... Bandar Lampung 14 Juni 2010]

Saturday, May 29, 2010

Obvious

walking through cryin rain...
i have no tears just something known as pain
deep here, but even i dont know
i'm enjoyin it so much, somehow...
i'm sick n very happy

then the middle of forrest stop me
when no one come to see
many many leafs layin on ground
i'm lookin for way home to found
i'm sick n very happy

this is place named heaven
nor just pain you given
force me sleep always n always
in everytime i open my eyes
in your smile i'm happy

are you only reason i created for
never say no anymore, no more
like leafs and flowers layin on ground
the way home to found
in your smile i'm happy




[ditulis sambil dengerin Oasis dini hari selepas "kamu" terlelap tidur, Subulussalam 30 Mei 2010]

Wednesday, April 7, 2010

DPR Juga Mesti Out Source!!!

Kata Pegawai Pajak: “Wakil Rakyat yang Terhormat, Please Deh Ah”

“Apabila suara-suara kalian hanya menggembosi dan menghambat perubahan ke arah yang lebih baik, maka diamnya kalian adalah sedekah bagi kami untuk melanjutkan reformasi ini”

Mendengar, melihat dan membaca berbagai pendapat para wakil rakyat yang terhormat, sang suara rakyat, saya betul-betul miris. Kok bisa sih ada komentar-komentar yang mencerminkan “kekosongan” dari kata-kata sebagian wakil rakyat tersebut.

Saya percaya, masih banyak wakil rakyat yang cerdas dan memiliki idealisme yang kuat dan benar-benar tulus ikhlas bekerja untuk rakyat. Karena tulus dan ikhlas saja tidak cukup, harus ada ilmu yang mendasarinya. Tanpanya, ketulusan dan keikhlasan tak ada gunanya, hanya bermanfaat bagi dirinya dan sekian orang saja. Apalagi, sudah ga tulus dan ikhlas, hanya sekedar mencari popularitas, tidak cerdas pula! Apa jadinya dengan negara ini?

Saya ingin menanggapi berbagai omongan dari sekian wakil rakyat tersebut yang terkesan “lucu”, kok bisa beberapa komentar dan “saran” tersebut keluar dari anggota dewan yang terhormat.

Satu, tentang “ancaman” dari DPR untuk mengganti peran dirjen pajak sementara dengan tenaga outsourcing.

Please deh ah, masak bapak yang satu ini ga bisa berpikir jauh ke depan sih. Apa dengan keputusan yang revolusioner ini akan ad perubahan yang signifikan. Begini lho maksud dengan “berpikir ke depan”:

Sekedar informasi, ada 33.000an pegawai pajak yang sudah senior maupun baru yang bekerja di DJP. Dari sekian tersebut, kebanyakan pegawai baru berasal dari STAN.

Okey, untuk yang mudahnya kita masuki tentang bagaimana pendidikan pegawai baru. Yang sudah senior kita abaikan dulu. Yang sudah senior insyaAlloh sudah paham tentang pajak. Lha wong sekian tahun kerjanya urusan ama pajak kok, masak pada ga tau tentang pajak.

Okey, pegawai yang baru kebanyakan berasal dari STAN, dari lulusan D1, D3 dan D4. Untuk di tahun 2008 hingga sekarang, sudah tidak ada penerimaan dari D1 lagi. Jadi yang mayoritas adalah penerimaan dari D3 dan D4.

Meski “hanya” diploma, lulusan STAN tersaring amat ketat, rasio penyimpangan sangat jarang terjadi. Dari 88.000an pendaftar hanya diterima sekitar 1800an sampai dengan 2400an mahasiswa.

Tidak ada kolusi, korupsi dan nepotisme di penerimaan STAN. Anak jendral ato menteri kalau emang ga mampu lulus ujian saringan masuk, yaaa tetep aja nggak bisa kuliah di sini. Kuliah sangat ketat, namun tidak ada semi militerisme seperti di IPDN. Peraturan yang ada menyebutkan bahwa SEKALI mahasiswa ketahuan mencontek, langsung kena DO. Pulang kampung.

Kok malah jadi kek narsis… Okey yah. Yang di sini cuman contoh buat nge-gampangin pertanyaan-pertanyaan di bawah. No offense yah buat yang merasa bukan lulusan STAN yang ga dimasukin dalam contoh.

Okey, pertanyaannya adalah:

“Bagaimana DPR memenuhi tenaga-tenaga baru tersebut (dengan kualitas yang sama dengan STAN) dari kalangan outsourcing?”

“Bagaimana pelatihannya, mengingat dari tenaga di atas memerlukan waktu 3 sampai 5 tahun masa pendidikan di kampus STAN” (Harus paham dan tahu tentang “sedikit” ilmu keuangan, “sedikit” akuntansi dan tentunya “sedikit” tahu tentang pajak lhooo..)

dan yang paling krusial: “BAGAIMANA MEKANISME KONTROL TENTANG KERAHASIAAN NEGARA DI TENAGA OUTSOURCING?”

Ibaratnya saya juga mengajukan usul: “BAGAIMANA KALAU DPR DIGANTI DENGAN TENAGA OUTSOURCING SAJA?”

Lantas berbagai argumen yang mungkin bapak keluarkan beberapa akan sama dengan alasan yang saya kemukakan di atas.

Please deh ah pak, itu hanya sekilas lho. Masih banyak hal-hal yang lebih rumit yang jauh terpikirkan oleh pegawai rendahan seperti saya lho. Belum yang dipikirkan tenaga ahli kami yang dari lulusan S2 dan S3 dari luar negeri lho.

Kedua, DPR memaksa tingkatkan kepatuhan pembayaran pajak.

Wahai rakyat Indonesia, jika tarif pajak naik, tolong, jangan salahkan kami. Kami hanya mengikuti wakil-wakil rakyat yang anda pilih. Mereka memaksa kami. Bukan maksud kami untuk memaksa, namun wakil-wakil yang anda pilihlah yang memaksa anda melalui tangan kami.

Rumit pakdhe kalau tentang berbagai kebijakan fiskal dan moneter. Ga cuman asal bunyi langsung bisa terlaksana. Ada ilmu dan berbagai pertimbangan yang harus dipenuhi dalam menentukan kebijakan fiskal.

Ah, yang ini saya ga terlalu ngerti. Ilmu saya masih cetek. Takut salah ngomong ah… eh takut salah tulis ding… mending baca tulisan ini yah kalau pengen mengerti tentang salah satu kebijakan fiskal.

Tiga, reformasi birokrasi yang belum berhasil.

He he he… saya ndak mau ah komen soal ini. Soalnya kebanyakan pembaca sudah bisa menebak khan apa maksud saya nulis pernyataan ke 3 ini.

Ini buktinya dari DJP…

Lha dari DPR atau DPRD?????

Ibarat gajah di seberang lautan nampak, kuman di pelupuk mata tak nampak… Btw, kebalik ga peribahasanya?

Empat, “Pemungutan pajak mending ga langsung, buat menimalisir persinggungan WP dan petugas pajak” (–> sumber Tipi On, ga ada rekam jejak internetnya, lupa pula nama anggota dewan yang terhormatnya siapa)

Pertanyaannya: “Om, sampeyan kemane aja selama ini? Udah pernah bayar pajak belum?”

Keknya ketahuan deh jawabannya apa. Lha bayar pajak itu khan di kantor pos atau di bank. Ga ada pemungutan lewat kantor pajak, apalagi lewat pegawai pajak. Kalaupun ada yang lewat pegawai pajak, nah itu baru ada penyimpangan. Perlu disidik tuh siapa oknumnya.

Lima, usul yang puaaaaliiiing keren dan sangat-sangat-sangat cerdas!!!!! Pegawe pajak perlu sumpah pocong cuy!!!

Terus terang…. Saya ketawa dulu yah…. Sekaligus buat penutup di tulisan ini…..

qeqeqeqeqeqeqeqeqeqe….




Hanung Teguh Martanto
Account Representative Sie Pengawasan dan Konsultasi 3 KPP Pratama Banda Aceh


sumber


hahahaha,
bisa aja Mas Hanung...
tapi boleh juga tuh kalo DPR pake out source,
jadi kita tender-kan biar gajinya bisa ditekan sekecil mungkin!

Tuesday, March 23, 2010

Jogja... Jogja...

25 hal menarik di Jogja

Satu.
Pengendara sepeda motor lebih berkuasa daripada pengendara mobil, I’m the king of the road! Hehe…

Dua.
Penjual makanan enak yang berlimpah ruah, tentu dengan harga yang sesuai dengan kantong mahasiswa. Bahkan kadang bisa ngutang, ini yang paling penting.

Tiga.
Teknologi fotocopy dan warnet menjamur lebih parah daripada wartel. Fotocopy bagus buat kesehatan kantong, soalnya gak perlu beli buku. Sedangkan warnet bagus buat kesehatan mata. Maksudnya? Baca berita aktual tanpa beli koran lah! Dasar ngeres…

Empat.
Cocok untuk sun bathing alias berjemur, karena mataharinya yang sangat menyengat di siang hari. Makanya kulitku berwarna coklat yang sangat bagus sekali *du du du*

Lima.
Banyak pekerjaan paruh waktu yang bisa dilakuin, mulai dibelakang layar sampai di depan layar.

Enam.
Kota yang berasa seperti kecamatan, everybody knows everybody, terasa aneh tapi terkadang menjadi menyenangkan, hehe…

Tujuh.
Gak perlu dandan heboh dan bersepatu kalo jalan-jalan ke mal. Cukup dengan kaos dan sandal jepit saja. Coba kalo hang out di Jakarta, doh repot!

Delapan.
Kemana-mana deket. Tinggal berguling kayaknya dah nyampe deh ke tempat tujuan. Misal: Masuk kuliah jam 7? Berangkat aja jam 7 kurang 5, hehe…

Sembilan.
Status pelajar dan mahasiswa banyak untungnya. Ikut ini, diskon. Beli itu, diskon. Naik bis, diskon. Nonton pelem, gak diskon! Enak aja semuanya diskon.

Sepuluh.
Banyak radio anak muda yang bagus. Bahkan ada yang on air 24 jam yang bisa buat nemenin belajar. Di kota lain? Dengerin aja RRI…

Sebelas.
Seminar dan eksibisi gratis dimana-mana. Kalo pengen dapet note book, pulpen dan kalo beruntung, snack gratis, rajin-rajinlah membaca jadwal kegiatan yang ada. Lumayan kan buat nambah-nambah koleksi.

Duabelas.
Hanya di Jogja, satu propinsi ada gunung, ada pantai, ada kraton, ada candi, ada Taman Pintar (eh ada yang udah kesana?), ada Malioboro, dan yang paling penting, ada aku. *kedip-kedip*

Tigabelas.
DVD dan VCD pelem, mp 3, dan program komputer (tentunya bajakan) gak perlu beli, ngapain repot-repot. Tinggal pinjem, ninggal KTM, beres deh.

Empatbelas.
Kalo lapar di tengah malam, cukup berkunjung ke warung angkring a.k.a nasi kucing atau burjo yang bertebaran di mana-mana. Tidak perlu malu, karena semua ras dan strata sosial tumplek blek makan disitu.

Limabelas.
Indonesia mini, kita bisa belajar budaya dan aneka bahasa dengan teman-teman yang sedang belajar di Jogja. Kapan lagi kita bisa tahu aneka bahasa jorok dari berbagai daerah? Hihi…

Enambelas.
Toko buku murah bertebaran, mulai dari jual buku bajakan, sampe buku asli yang didiskon besar-besaran. Untuk pecinta buku, welcome to heaven. Suatu hari, toko buku Gramedia akan menjadi sejarah di kota ini.

Tujuhbelas.
Gak punya duit buat makan Fried Chicken waralaba seperti KFC dan teman-temannya? Jangan khawatir, karena tersedia Kentuku FC, Jogja FC, Jakarta-Jakarta FC, dan masih banyak lagi di kota ini. Rasanya? Hanya Tuhan yang tahu. Yang penting kenyang.

Delapanbelas.
Pengen makanan cepat santap dengan uang minimalis? Beli kebab dan burger di kios-kios kecil di pinggir jalan. Berhenti sebentar, pesan, pergi deh.

Sembilanbelas.
Pengen tampil modis dan bergaya ala artis ibukota? Gak perlu jauh-jauh ke departement store, butik-butik dan distro itu sudah menghantui orang Jogja di setiap sudut. Berapa lapis? Ratusan!

Duapuluh.
Buat kamu yang males nyuci baju sendiri, dateng aja ke laundry service yang harganya cukup murah dan bersih mewangi. Dan tentu saja ketika orang rumah bertanya, “nyuci dimana nih, kok bersih banget?” dan jawabannya sudah pasti, “sendiri dong!”

Duapuluhsatu.
Tempat jualan voucher pulsa bertebaran dimana-mana, jadi gak repot kalo mau isi ulang. Semua promo provider di Jogja di jamin laku, walau hanya sesaat, hihi… Maklum anak kos cari yang murah-murah doang *peace!*

Duapuluhdua.
Hanya di Jogja terjadi, minum teh hangat, pasti gak pernah dikasih sedotan, kenapa gitu? Mentang-mentang lebih murah… Diskriminasi peminum teh hangat!

Duapuluhtiga.
Pengen foto-foto keren tapi gak mau keluar uang banyak? Nah dateng aja ke box foto yang ada di mal atau studio foto digital yang cukup murah di berbagai tempat di Jogja. Cepat pula jadinya.

Duapuluhempat.
Cukup mudah kalo mau cari tempat buat nongkrong. Bisa cuma sekedar nongkrong di pinggir jalan beramai-ramai dengan teman, sampai kongkow di beberapa kedai kopi yang mulai bermunculan. Nah kalo males bengong dan pengen ngadem, bawa aja satu buku, terus masuk salah satu kedai kopi, pesen satu minuman, nongkrong deh disana mpe mabok, gak bakal ada yang ngusir! Hihi…

Duapuluhlima.
Terakhir, tentu saja karena hanya disini orang-orang tak dikenal tak pernah sungkan untuk menyapa dengan ramah dan sekedar bertanya, “apa kabarmu?.”




barusan gw baca dari itu di kaskus, hm... jadi inget jaman masih naif dulu (baca: kolotan) yang otak gw masih seluas Pulau Jawa. dulu pas gw mo ujian masuk kuliah di STAN, pagi-pagi abis Subuh ga pake sarapan langsung mandi (gw kebiasaan makan dulu daripada mandi dulu) karena jarak rumah ke tempat itu mungkin sekitar dua jam lebih melewati Solo dan gw ga mau dapet antrian panjang. "brrr... asli dingin banget", badan gw yang emang ga biasa mandi abis subuh langsung menggigil seketika waktu air dari bak kamar mandi menggerayangi tiap sentimeter kulit, satu, dua, tiga sampe gayung terahir badan gw terus tersiksa, ga bisa gw sembunyiin suara gigi yang saling beradu karena otot rahang yang terus-terusan kejang, tapi itu hanyalah awal. badan gw udah bersih meski ga wangi (waktu itu daripada beli parfum mending beli pulsa, bisa sampe sepuluh bulan...), semua peralatan ujian udah siap dari tadi malem, motor udah dipanasin sama bokap, sekarang salaman sama ortu minta restu terus cabut.

gw ga tau berapa tepatnya jarak Purwodadi-Jogja, yang pasti setelah tadi bertempur dengan debu-debu jalan yang berterbangan karena turbulen dari bus-bus Rela jurusan Purwodadi-Solo yang terkenal ugal-ugalan, gw udah keluar dari Solo. udah banyak manusia yang hiruk-pikuk menyambut pagi, pedagang yang berjualan di pasar, anak-anak SMP berjalan beriringan, juga deru mesin angkot tua yang seperti menjerit. ahirnya gw sampe. gw liat Nokia 1100 (yang skarang jadi gantungan tas gw), satu setengah jam. lumayan, masih sempet sarapan. dulu dapet tempat ujian di kampus UPN Veteran (alah, yang pernah tawuran antar mahasiswa FISIP sama FTI itu...) jadi ga begitu bingung cari sarapan, sebelom sarapan udah cek lokasi dulu biar tar ga bingung. dan waktu ujian tiba... jeng jeng!

tik tok tik tok tik...

emang ga ada suara detik jam kayak gitu si, kalo ada pasti lebih dramatis. yang pasti gw udah lebih pasrah sekarang, lulus sukur, ga ya udah kuliah di UNNES! tapi jujur, menurut gw waktu itu soal ujiannya lebih susah kemana-mana daripada tahun sebelomnya dan gw jawab soalnya dikit, paling ga mencukupi batas nilai mati aja.

"kayaknya ga lulus...",

sesaat ada pikiran kayak gitu tapi gw coba santai toh kalo jodoh juga ga kemana. rambut bisa direbonding tapi garis tangan ga bisa berubah kok. padal sebelomnya gw udah bayangin, kalo lulus tar kuliahnya di Jogja bisa pulang tiap minggu bawa cucian tapi kok inget ujiannya bikin skeptis ya? udah ah, yang jelas gw udah coba, gw udah ambil kesempatan, gw udah maksa otak males gw. angin bertiup lambat waktu gw keluar dari ruang ujian, rasanya ga cukup buat ngobatin panas gerah udara Jogja sementara matahari udah tinggi, begitu sombong mengangkang ga peduli sama perasaan gw yang... ga tau lah, kalo gw udah kenal rokok pasti udah abis tiga batang tapi gw belom merokok waktu itu.

"kalo belom bisa beli rokok ga sah ngrokok, malu!".

kata ortu dulu dan gw cuma bisa mencoba menikmati angin siang itu, angin yang menggoyang bulu-bulu halus di atas bibir gw, angin yang membawa riuh rendah resah perasaan anak-anak lain yang juga ikut ujian tadi, angin yang membelai ramainya Jogja. sementara kaki-kaki gw terus melangkah, mengeja halaman kampus yang berumput menuju parkiran. kata Saut Situmorang di puisinya, "ada rumput kering patah, ada pasrah yang ga pasrah." dan kayak kebiasaan gw kalo lagi stres, gw pasti pengen makan. kalo lu liat gw sekarang ga gemuk berati bener gw jarang stres. baru bentar keluar kampus gw liat ada pecel lele di pinggir jalan, "pecel buk, setunggal." kata gw dalam bahasa Jawa halus. pecel abis, stres udah berkurang, waktunya jalan-jalan.

"kalo lulus terus kuliah di jogja, tar penempatan di jogja juga pasti enak."

dulu emang masi naif, tolol, copo, polos, lugu, dan sebagainya. kalo di Jogja kan masi bisa ketemu temen-temen SMA, makanannya murah, banyak angkringan, bisa sarapan gudeg-krecek tiap pagi, kalo malem kelayapan, terus ambil rumah satu rame-rame ma temen-temen, sukur dapet kosan yang banyak cewe cakepnya, bisa ini itu. hehehe... kayak anak normal laen gw udah lumayan cabul, namanya juga masa puber! tapi garis tangan tetep ga bisa berubah, beberapa minggu kemudian ada pengumuman dan nyokap yang liat karena gw masih kuliah di Semarang. ceritanya lagi mau pulang ke Purwodadi, posisi gw lagi jalan sama Va (cewe gw dulu) mo cari bus jurusan Penggaron sementara Va mo ke arah Terboyo. rumah gw di Purwodadi, dia di Jepara. tiba-tiba 1100 kesayangan gw (karna emang bisanya cuma punya itu, hehehe) bunyi, nyokap telpon...

"piq, slamet ya..."

"slamet pripun buk?"

"koe ketompo..."

"saestu?"

"tapi neng Medan..."

glek


kalo ini ga mungkin nyokap bohong, gw tau karena gw juga tukang bohong. kalo niat ngerjain ga mungkin sedetil itu sampe mikir ke Medan segala.


"piye?"

"nggih mpun to..."

"jupuk"

"nggih..."


gw cowo, emang belom pernah ke Medan dan pengetahuan gw tentang isi Sumatera tuh cuman pulau yang masih lebat hutannya, dan banyak binatang langka yang gambarnya ada di buku Atlas jaman SD kayak macan, badak, gajah, orang utan, elang, banteng, babi rusa, buaya, singa, cheetah, hyena, coyote, bison, antelop, kuda nil, tyranosaurus, pteranodon, raptor, megalodon... nah lo, kok makin ngawur? pokoknya antah-berantah, langsung waktu seolah terhenti sesaat dan gw liat semuanya berputar (hayah!) dan suara nyokap dari h cuman terdengar sayup-sayup, karena hp-nya yang udah butut... tiba-tiba suara Va bikin gw sadar,

"diterima?"

wajahnya aneh waktu itu, entah emang dia takut kehilangan entah gw yang GR, yang pasti gw cuman bisa ngangguk.

"Medan, Sumatra?"

"iya..."

"Sumatra Utara itu?"

"ga tau"


hehehehe, dari jaman SD emang udah suruh ngapalin nama kota besar di Indonesia tapi berhubung gw paling ga bisa ngapal, ditambah lagi gw males orangnya, dan diperparah dengan perlakuan guru SD yang memanjakan gw karena gw sering juara kelas (cyeh...) jadi ada toleransi kalo gw ga apal dan sampe gede ga tau Medan itu di Sumut. tapi takdir udah ngomong, ga bisa ditawar lagi. konon ada mitos kalo yang kuliah di Medan pasti tar kerjanya di sekitaran Medan juga, gw di Aceh bos!!! setelah setaun belajar sambil bermain, eh, bermain sambil belajar ahirnya lulus, dan penempatan di mana? A-C-E-H, Aceh! boro-boro ke Jogja, balik ke Medan aja susah genk... kemaren ada yang nawarin buat ngurus pindah dengan mahar sepuluh juta buat level eselon VI (jangan kebalik bacanya) tapi ga lah, gw masih anak bawang, kalo sampe beneran bisa pindah apa ga jadi pertanyaan? lagian sayang duit segitu, mending buat liburan ke Thailand (kemak lah, jadi inget bulan depan ada yang ke Phuket dan gw lagi bokek) ketemu Nong Poy, hahaha...

back to story, jam udah nunjuk angka dua mestinya tapi gw ga punya jam jadi liat di 1100 aja. angin berhembus kencang membawa debu-debu kota Semarang yang makin tebel dari hari ke hari, meski gw ga tau apa yang dipikiran dia tapi yakin perasaan gw ma Va mungkin sama, gamang. satu bus Terboyo lewat dan gw biarin gitu aja, biar Va yang dapet bus-nya duluan... gw masi pengen liat dia, selama waktu yang gw punya. ga ada kata yang keluar lagi, cuma keringat yang makin mengucur di dahi. andai panas kota ini bisa menguapkan semua perasaan kami dan hilang berbaur dengan polusi yang smakin ga terkendali. ahirnya Ya dapet bus-nya, ga lama gw juga dapet bus sendiri.

"ati-ati ya..."

"kamu juga,"

"salam buat ibuk."


ga ada balesan sms lagi dari dia dan bus terus melaju, memamerkan pemandangan segala kota Semarang senja hari yang makin bikin sesak, kemak!!! gara-gara Kaskus neh, hihihi...

Omed-Omedan Bali



DENPASAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Sehari pascanyepi, ada sebuah tradisi unik yang selalu digelar pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar yakni omed-omedan atau ciuman massal antara pemuda pemudi desa sebagai wujud kebahagiaan di hari ngembak geni. Peserta omed-omedan adalah sekaa teruna-teruni atau pemuda-pemudi mulai dari umur 17 tahun hingga 30 tahun atau yang sudah menginjak dewasa namun belum menikah.

Dalam Kamus Bali-Indonesia, omed-omedan berarti tarik menarik. "Omed-omedan adalah budaya leluhur yang sampai saat ini terus kita lestarikan," ujar I Putu Wiranata Jaya, ketua panitia. Pernah suatu waktu omed-omedan tidak dilaksanakan dan muncul musibah yang ditandai dengan perangnya 2 ekor babi di Banjar Kaja. Kemudian para sesepuh desa memutuskan untuk langsung menggelar prosesi omed-omedan untuk menjauhkan desa dari bencana yang lebih besar.

Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama antar peserta omed-omedan di pura banjar memohon keselamatan dan kelancaran selama berlangsungnya acara. Usai sembahyang, peserta dibagi 2 kelompok, pria dan wanita. Sekitar 50 pemuda berhadapan dengan 50 pemudi. Setelah ada aba-aba dari para sesepuh desa, kedua kelompok saling bertemu satu sama lain dan peserta terdepan saling berciuman di depan ribuan penonton yang memadati sekitar lokasi omed-omedan.

Prosesi tersebut dilakukan secara bergantian dan setiap peserta pria maupun wanita menunjuk salah seorang rekan mereka untuk beradu ciuman di barisan terdepan.






sumber


hehehe, apapun pendapat temen-temen tentang ini yang pasti menurut gw tradisi ini adalah produk budaya warisan nenek moyang yang menjadi hutang kita buat melestarikan, nyesel pas Nyepi kemaren lagi bokek n' sibuk banget jadi ga ke Bali... T_T

Sunday, March 21, 2010

Two Is Better Than One (a song by Boys Like Girls ft Taylor Swift)


I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought
"Hey, you know, this could be something"
'Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I'm left with nothing

So maybe it's true
That I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one

I remember every look upon your face
The way you roll your eyes
The way you taste
You make it hard for breathing
'Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything's okay
I'm finally now believing

That maybe it's true
That I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one


I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought,

Hey, maybe it's true
That I can't live without you
Maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking
I can't live without you
'Cause, baby, two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
But I'll figure it out
When all is said and done
Two is better than one
Two is better than one

download


Two Is Better Than One ~ Taylor Swift and – Boys Like Girls Music Code

Monday, March 15, 2010

Batu Alam Bali


Apa yang menyebabkan rumah dan bangunan di Pulau Bali terlihat bernilai seni tinggi? Jawabannya sangat sederhana : Orang Bali gemar memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Menggunakan sesuatu yang dekat membuat apapun seakan menyatu dengan penggunanya.

Lokalitas. Mungkin itulah kata kunci sekaligus tiket yang mengantarkan Arsitektur Bali kerap menjadi turis di mancanegara. Lokalitas menghargai apa yang ada di sekitarnya.

Berangkat dari semangat menghargai kedekatan (lokalitas) dan hasrat untuk memberi nilai tambah bagi kekayaan rimba geologis Pulau Dewata, Gede Kresna Works didirikan untuk mengolah bebatuan yang digunakan sebagai material arsitektur Bali.

Batu Serai


Salah satu batu alam yang cukup populer di Bali adalah Batu Serai. Batu ini berwarna kekuningan, teksturnya keras dan berpasir. Utamanya digunakan untuk dinding. Batu ini dapat dipasang dengan beberapa style, diantaranya :

i. Bronjol (Gelondongan) Style
Material dipasang apa adanya dan disusun sedemikian rupa tanpa pola yang baku.

ii. Random Pattern
Sebelum dipasang material dibelah dengan mesin hingga diperoleh kepingan-kepingan random yang disusun satu sama lain mengikuti sisi di sekitarnya.

iii. Size Pattern
Serupa dengan random pattern, tetapi semua ukuran fixed, misalnya 20x20 cm, 15x25 cm dan sebagainya.

iv. Sisik Ikan Style
Dipasang manual seperti Bronjol Style, tetapi tiap keping batunya dipola seperti sisik ikan.

Paras Kerobokan


Paras Kerobokan adalah intepretasi kebersahajaan bangunan-bangunan yang ada di Bali. Warnanya yang cenderung abu-abu gelap mencitrakan kerendahatian, kontemplasi, sekaligus keramahtamahan yang membuat setiap bangunan menjadi sosok rumah yang menentramkan.
Umumnya Paras Kerobokan digunakan untuk dinding bangunan, baik rumah maupun pagar. Di beberapa tempat material ini juga digunakan untuk lantai.

Paras Taro


Paras Taro merupakan material paling natural yang ada di Bali. Warna dan teksturnya benar-benar sama dengan tanah karena paras ini memang benar-benar tanah. Di Bali dikenal dengan nama Paras Tanah Taro.
Biasanya digunakan untuk pelapis dinding, yang membuat dinding seakan terbuat dari bahan tanah yang sangat alami. Karena agregat dan kepekatan tanah cukup, material ini juga bisa diukir untuk memberikan kesan tradisi yang lebih kental.


Paras Gerana



Paras Gerana berwarna merah dan ungu. Biasa digunakan sebagai aksen pemanis paras yang lain yang ada di Bali. Namun tak jarang material ini dipergunakan sebagai penutup bangunan secara utuh, seperti pagar, dinding rumah dan beberapa bangunan lainnya.

Lava Stone


Lava Stone adalah lahar panas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang sudah mengeras karena mengalami proses pendinginan selama bertahun-tahun. Di Bali dikenal dengan istilah Batu Tabas. Penggalian batu ini bernilai ganda, selain dimanfaatkan sebagai bahan material, juga membebaskan tanah dari “hama” bebatuan sehingga tanah yang tadinya tidak produktif dapat ditanami kembali.

Saat ini Lava stone banyak dipakai sebagai bangunan suci, candi, tugu dan lain-lain, namun tak jarang juga digunakan untuk bangunan biasa. Karakternya yang keras dan warnanya yang hitam membuat material ini begitu diminati bahkan untuk dieksport ke mancanegara.

Batu Bata Gosok Bali


Batu bata Bali diproses dengan cara yang unik. Sebelum dipasang batu bata dibelah menjadi 2 bagian. Keduanya lalu diserut menjadi ukuran yang sudah ditentukan. Untuk memasang atau menempelkannya ke dinding tidak menggunakan semen. Cukup digosok-gosokkan ke sesamanya dengan sedikit air, tanah liat pembentuknya akan merekatkannya. Cara ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan menjadi salah satu ciri khas bangunan tradisional Bali.

Batu bata yang digunakan adalah batu bata khusus dengan agregat yang lebih halus daripada batu bata umumnya dan melalui pembakaran yang tertentu pula. Itu sebabnya batu bata ini menjadi jauh lebih mahal daripada batu bata biasa.

Namun bukan berarti semua bangunan bata di Bali menggunakan batu bata khusus. Batu bata biasa digunakan untuk membuat bangunan yang terekspose. Caranya hampir sama yaitu melalui proses penyerutan untuk mendapatkan ukuran batu bata yang sama satu sama lainnya. Berbagai bangunan seperti pagar rumah, candi bentar, angkul-angkul (gate) dan lain-lain dibuat dengan style ekspose dengan menggunakan batu bata biasa.

Other Stones


Selain batu-batu dan paras di atas, di Bali juga terdapat beberapa jenis batu yang lain seperti Batu Pilah, Paras Silakarang, Paras Belayu, Paras Kengetan, Lime Stone, Batu Lempeh dan lain sebagainya. Kecuali lime stone yang berwarna putih, batu-batu tersebut tersedia dalam jumlah terbatas, sedangkan paras-paras tersebut lebih banyak digunakan untuk patung dan bangunan-bangunan suci.

sumber:
Official Site Natural Stone Workshop
Gede Kresna Works

Office : Jl. Taman III No 33 Taman Mahayu Sempidi Denpasar Bali
Workshop : Jl. By Pass Ngurah Rai. Padanggalak, Sanur - Bali.
Email : gedekresnaworks@yahoo.com
contact Gede Kresna.
ph : +62 878 611 97850
Fax : 0361-422651

Sunday, March 14, 2010

Nasi Goreng dan Gerimis

"Tugas yg ta brujung,tajelas kbnaranny,tajelas mpe kpn ini bkal slese... *sigh!"

gw senyum waktu baca tulisan di status facebook seorang temen, seorang gadis kecil yang punya senyum manis kayak apel Washington di panasnya musim kemarau, manis banget di balik jilbabnya yang anggun. gw yakin sbenernya gadis itu bukan seorang pengeluh tapi kayak kata pepatah yang dulu nempel di papan tulis whiteboard usang di kelas 2G jaman gw SMA dulu bahwa "noboby's perfect", mungkin dia lagi khilaf aja. gw jadi inget waktu dulu pernah beli makan sama Rudy, temen seperjuangan...

"ga ada bedanya jaman kuliah sama udah kerja..."

"maksud lu?"

"jaman kuliah susah makan karena kita masih miskin,
kalo skarang susah makan karena lingkungan..."

"emang skarang lu udah brasa kaya gitu?"

"hehehe"


gw nyengir tanpa merasa bersalah waktu itu, karena emang gw (dengan otak yang suka ga berfungsi dengan baik) mikir kalo gaji yang gw terima lebih dari cukup kalo buat sekedar makan, cuma skarang gw kerja di tempat yang di mana makanannya itu-itu aja (kalo ga bole dibilang susah), ga ada variasi. kadang bosen juga, kalo ga makan di Nusantara, Anda, ACC, Garuda, pasti ke lapangan Beringin. adalah Subulussalam, kota gw skarang yang secara administratif baru berumur tiga tahun sejak mekar dari Aceh Singkil, gw juga heran kenapa pada hobby minta pemekaran tanpa melihat kenyataan bahwa potensi daerahnya "kurang" mendukung, apalagi menyandang predikat mentereng di depan, Kota Subulussalam. dan yang paling bikin gw ga abis pikir tuh, kok ya Dirjend Pajak ikut-ikutan latah bikin kantor pajak di sini, niat banget ngerjain anak buahnya?! kembali ke Rudy, kalo ada yang bilang dia pinter, gw bilang jenius. yang gw tau dia jarang belajar, karena emang cuma butuh baca sekali buat paham bahkan apal sampe detil kuliah yang kita terima. asal tau aja, dulu ada kuliah Pedanil yang diajar Bu Risda, hobbynya bikin soal ujian cuman lima butir tapi jawabannya bisa sampe lima lembar halaman kertas ukuran folio! dan ahirnya Rudy lulus dengan peringkat yang cukup baik, setidaknya kalo dibanding gw... hihihi.

yup, Rudy berangkat dari bukan keluarga mampu, jauh dari kata kaya. dan ini yang bikin gw kagum dari dia, dulu dia di SMA masuk program akselerasi yang cuman butuh waktu dua tahun buat lulus, terus coba daftar kuliah di sekolah tinggi kedinasan milik Departemen Keuangan, STAN. tapi seolah Tuhan lewat pena takdirnya bilang, "belom waktunya Boy!", hingga pengumuman keluar dan Rudy ternyata ga lulus Ujian Saringan Masuk (USM). berhubung sikon keluarga ga memungkinkan, Rudy-pun ga kuliah. apa dia putus harapan? gak! setaun dilalui, di saat temen-temennya kuliah (atau pura-pura kuliah) sambil asik mondar-mandir ngecengin cewe-cewe dengan motor bapaknya, si Rudy malah bantu ekonomi keluarganya. dia kerja dan pekerjaannya itu jauh dari kata elit apalagi bisa dibanggakan, kuli bangunan! dia pernah cerita tentang cara dia dulu gimana bikin jalan raya sebelom diaspal, angkat-angkat adonan semen dan pasir, angkat-angkat batu kerikil, dan sebagainya. mungkin itu juga yang bikin badannya atletis. dan setahun berlalu, ahirnya pendaftaran USM mahasiswa baru STAN dibuka, Rudy mencoba peruntungan lagi dan lulus! meski penempatan kuliah waktu itu dia dapet di kampus Medan (kita dari Jawa) tapi ga meruntuhkan semangat bajanya, ahirnya gw ketemu dia, jadi temen sekelas, seperjuangan, senasib, dan secita-cita. angkatan tiga belas. ini yang bikin gw respect, juga temen-temen lain yang secara urutan ranking (bisa dibilang) lebih bagus dari Rudy. coba dia dulu lebih rajin gw yakin pasti bisa ranking pertama dan penempatan di Medan, coba gw dulu juga lebih rajin belajar pasti ga ada di sini...hihihi, asal tau aja, gw ranking ketiga waktu itu tapi dari belakang, lha wong besok mau UAS gw malah malemnya nongkrong di "Harapan" sampe jam tiga pagi, dasar geblek!!!

"wey, ini nasinya bawa!"

bentakan melengking Rudy bikin gw kembali sadar dari lamunan dan gw pulang dibonceng Rudy ngebut di atas CBR 150cc-nya menerobos rintik gerimis yang terus mengguyur malam sejak Adzan Ashar tadi, ga sabar menikmati nasi goreng buat meredam gejolak nafsu perut yang minta dipuaskan. agak menggigil oleh angin yang bertiup membelai gw, membelai Rudy, juga kota ini yang berangsur mulai sepi tanpa ada gelak tawa dan keluh kesah anak manusia lagi. hah... uda dua tahun dan waktu seolah berlalu terlalu cepet sejak kita lulus kuliah, dan sekarang tau-tau kita udah sama-sama kerja di satu instansi pemerintah, di bawah Direktorat Jenderal Palak, eh, Pajak!!! Rudy di Sub Bagian Umum jadi tangan kanan big boss, gw di Seksi Exten bagian lapangan yang di SOP ga tercantum buat berantem sama Wajib Pajak tapi sering kejadian juga.

kayak kata iklan permen jaman ABG dulu, "ga smua yang lu denger itu bener", begitupun cerita ini, toh cerita hidup Rudy beneran kayak gitu adanya (cuman setting suasana cerita yang gw bumbuin karangan biar dramatis). yang pasti terlepas dari bener 100% atau nggaknya cerita ini selalu ada satu hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran hidup. tentang arti syukur, tentang menghargai hidup dan bagaimana kita kuat oleh panas terik, hujan badai kehidupan, juga bagaimana hati kita bisa bertahan tanpa mengeluh pada kondisi yang ga semstinya kita anggap sebagai sesuatu yang membuat kita sengsara tapi justru bikin kita kuat, dan hati yang ihlas membuat kita sekuat karang di pinggir lautan yang terus menjulang menantang ombak. sorry buat temen gw yang punya senyum manis banget di balik jilbabnya please jangan marah yah... no offense lo, cuma sekedar share aja kuq... serius de, sumpah!!!

[ditulis ditengah dinginnya angin malam bukit barisan dan kepulan asap putih abu-abu rokok Marlboro Black Menthol, Subulussalam 15 Maret 2010]

Friday, March 12, 2010

Arok Dedes (a book by Pramoedya Ananta Toer)


Arok Dedes menceritakan sejarah perlawanan dan pemberontakan Ken Arok terhadap pemerintahan akuwu Tumampel, Tunggul Ametung. Dalam buku ini, Pram secara jelas mengungkap kondisi sosial politik pada masa itu.

Novel ini mencoba memberikan suatu perspektif baru terhadap sejarah dengan menggambarkan Ken Arok bukan hanya seorang berandalan pemberontak ,seperti yang banyak dikatakan buku pelajaran sejarah, tetapi disini diceritakan bahwa Ken Arok adalah seorang pemimpin rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan yang menindas.

Novel ini juga menggambarkan kondisi pemberontakan yang terjadi di dalam suatu negara atau kerajaan yang sarat dengan intrik politik.

Kisah AROK DEDES adalah kisah kudeta pertama dalam sejarah kita. Kudeta unik a la Jawa, penuh rekayasa kelicikan, lempar batu sembunyi tangan, yang punya rencana menjadi orang terhormat, yang tak terlibat malah menjadi korban yang ditumpas habis—habisan.

Mengikuti kisah perebutan kekuasaan dengan kelihaian secanggih seperti itu, tanpa diundang asosiasi pembaca langsung beralih dari peristiwa di abad 13 ke abad 20 di tahun 65—an.

Bagaimana pada tahun 1965 bisa terjadi “peralihan kekuasaan” dari Soekarno ke Soeharto ? Bagaimana orang yang mengkup kekuasaan justru berhasil melempar tuduhan mengkup itu kepada pihak lain, sampai—sampai yang difitnah menjadi korban kesengsaraan yang berkepanjangan—bagaimana orang yang memberi informasi tentang bakal terjadinya kup, malah ditangkap dan dipendam lebih 30 tahun dalam penjara ? Banyak kemiripan kudeta Arok sekitar 1220—an dan kudeta Harto sekitar 1965—an ?

Duapuluh lima tahun yang lalu sebagai tahanan di Buru, Pramoedya merawikan kisah tampilnya Ken Arok sebagai Akuwu Tumapel menggantikan kekuasaan Tunggul Ametung. Pramoedya Ananta Toer tidak sedang menulis essay politik aktual atau sedang mengkaji apa yang terjadi di tahun 1965, tetapi lewat kekuatan kata dan wahana sastra, dia menghadapkan cermin sejarah kepada generasi di era Orde Baru untuk melihat diri sendiri, untuk mengenal situasi di mana kita berada, untuk belajar dan menyimpulkan sendiri apa yang sedang kita alami di masa kini, termasuk merefleksi peristiwa 1965, rekayasa seorang jendral naik ke puncak kekuasaan, kemudian dengan gengnya memakmurkan selapis tipis elit Indonesia dan menyengsarakan rakyat dalam skala besar—besaran.

download

sumber

Thursday, March 11, 2010

Benci Untuk Mencinta (a song by Naif)


Oh Betapaku saat ini
Ku Benci untuk mencinta
Mencintaimu

Oh Betapaku saat ini
Ku cinta untuk membenci
Membencimu

Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu

Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu

Dan
Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu

Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu

Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu

download

Tuesday, March 9, 2010

Yang Mengganggu Ekonomi Itu Anarkisme

05/03/2010


Kebiasaan yang berlaku pada kita setiap kali terjadi ingar-bingar politik adalah kekhawatiran akan terganggunya kegiatan ekonomi. Kenyataannya persepsi bisnis terhadap Indonesia tidaklah terganggu. Keinginan untuk investasi tetap besar dan kegiatan di pasar modal berjalan seperti biasa dengan kecenderungan positif terhadap indeks harga saham gabungan.

Mengapa bisa seperti itu? Karena politik dan ekonomi merupakan dua kegiatan yang terpisah. Di Thailand yang paling ekstrem, politik selalu bergejolak luar biasa. Kabinet selalu silih berganti, tetapi perekonomian mereka berjalan normal.

Salah satu indikator demokrasi yang semakin sehat , adanya pemisahan antara politik dan ekonomi. Pada kita yang demokrasinya baru mulai, politik sering dipakai untuk menakut-nakuti karena paradigmanya masih belum bisa dilepaskan dari paradigma Orde Baru. Padahal Orde Baru selalu menebarkan ketakutan itu agar politik tidak diganggu gugat. Atas nama stabilitas, maka politik harus dikendalikan.

Yang bisa mengganggu kegiatan ekonomi bukanlah ingar-bingar politik, tetapi anarkisme. Sikap untuk memaksakan kehendak termasuk dengan menggunakan kekerasan, itulah yang lebih ditakutkan para investor. Stabilitas dalam konteks menghindarkan negeri ini dari anarkisme, itulah yang harus kita ciptakan.

Berbagai aksi kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini, itulah yang patut kita waspadai. Apalagi ketika kita melihat apa yang terjadi di Makassar ketika aksi mahasiswa dibenturkan dengan aksi kelompok lainnya sehingga terjadi kerusuhan. Perang batu antarkelompok dan perusakan terhadap fasilitas pribadi maupun umum menciptakan ketakutan, karena itu bertentangan dengan esensi demokrasi.

Tugas dari semua pihak untuk bisa mengendalikan diri. Jangan biarkan kita larut dalam suasana emosi yang tidak terkendali, sehingga meninggalkan cara-cara yang beradab. Cara-cara penyelesaian perbedaan harus dilakukan melalui cara dialogis. Kalau pun tetap berbeda harus dihormati sebagai sebuah perbedaan, tanpa harus merusak hubungan antarpribadi.

Jujur pada kita masih kuat kebiasaan untuk membawa semua persoalan menjadi persoalan pribadi. Seringkali ketika kita berbeda pendapat dianggap sebagai sikap bermusuhan. Selalu kita dihadapkan kepada posisi “you are with me or you are againts me”.

Memang kedewasaan berpolitik tidak bisa sekali jadi. Kita masih dalam proses untuk mencapai tingkat kedewasaan seperti yang diharapkan. Namun dengan berjalannya waktu, kita pasti akan menjadi lebih dewasa,asal saja kita bersama berupaya untuk mendewasakan diri kita masing-masing.

Sekali lagi, kita tidak perlu khawatir terhadap kondisi perekonomian negara ini. Negeri ini terlalu menarik untuk tidak didatangi untuk investasi. Bukan hanya sumber daya alam yang melimpah yang bisa dijadikan aset, tetapi juga pasar yang mencapai 230 juta jiwa.

Perjalanan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan ke Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan tingginya minat investor untuk masuk ke Indonesia. Berbagai persoalan yang terjadi dengan Panitia Khusus Bank Century tidak dilihat sebagai persoalan yang menakutkan. Itu adalah bagian dari proses checks and balances yang merupakan bagian dari sistem demokrasi.

Yang jauh lebih penting menjadi perhatian kita adalah bagaimana menciptakan kepastian. Bagaimana investor tahu dengan pasti apa saja yang harus dipenuhi dan berapa lama proses perizinan akan bisa diselesaikan aparat. Bagaimana pemerintah bisa menyediakan infrastruktur yang memadai bagi kegiatan usaha. Bagaimana sistem perpajakan di Indonesia bisa kompetitif dengan sistem perpajakan di negara lain. Bagaimana ekonomi biaya tinggi benar-benar bisa dikurangi kalau tidak bisa dihapuskan.

Kalau saja investasi ke negara ini belum berjalan optimal, karena kita belum bisa memenuhi harapan para investor. Di kalangan pemerintah saja misalnya, masih ada perbedaan tajam antara perlu dan tidaknya kita memberikan tax holiday. Padahal negara tetangga kita sudah memberikan itu, karena mereka lebih mementingkan adanya kegiatan ekonomi agar masyarakatnya bisa lebih produktif.

Inilah tantangan terberat yang harus bisa cepat kita jawab. Bangun ekonomi seperti apa yang sebenarnya ingin kita tuju. Apa yang sebenarnya pilar utama yang menjadi kekuatan komparatif dan kompetitif negara ini. Seberapa jauh sebenarnya peran yang kita harapkan dari kalangan dunia usaha.

Kita harus juga segera meninggalkan sikap kita yang mendua terhadap kalangan dunia swasta. Di satu sisi kita mengharapkan hadirnya peran yang lebih aktif dari kalangan swasta, namun di sisi lain kita masih memiliki kecurigaan yang sangat tinggi kepada kalangan swasta. Seakan-akan swasta hanyalah pihak yang mencari untung saja, tanpa pernah mau menerima bahwa merekalah institusi yang paling besar menyediakan lapangan pekerjaan.
Kita bukan harus menganakemaskan kalangan swasta. Namun kita harus membangun suasana yang saling percaya agar semua usaha yang kita lakukan bisa mencapai hasil yang paling optimal untuk membawa perbaikan bagi perikehidupan rakyat banyak.

Tanggung kita bersama untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Kita harus menghindarkan anarkisme karena itu akhirnya akan mengimbas juga kepada kehidupan kita bersama.

Metro

Hatchi!!!

09/03/2010


jika keinginan bersin terjadi saat sedang terlibat perbincangan serius, pertemuan penting atau berada di ruang yang sepi, orang lebih suka untuk menahannya. Sebaiknya jangan menahan bersin karena bisa berbahaya.

Beberapa orang mencoba menahan bersin dengan cara menekan hidung mereka sehingga keinginan untuk bersin menjadi hilang. Ternyata menahan bersin justru bisa menjadi masalah yang serius jika sering dilakukan.

Kecepatan bersin yang dimiliki manusia adalah 161 km/jam, sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan kuman yang seharusnya dikeluarkan malah masuk kembali.

"Bersin merupakan kegiatan yang positif karena memiliki fungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut dan tenggorakan) dan ini adalah hal yang baik, sedangkan menahan bersih justru berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa risiko,' ujar Dr Michael Roizen, kepala Wellness Officer Clevelend Clinics, seperti dikutip dari Doctoroz.com, Senin (8/3/2010).

Roizen mengungkapkan ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan jika seseorang menahan bersin yaitu:
Menyebabkan patah tulang di tulang rawan hidung
Mimisan
Pecah gendang telinga
Gangguan pendengaran
Vertigo
Retina yang terlepas atau mengalami emfisema. Hal ini karena tubuh berusaha menahan kecepatan dari bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya mempengaruhi struktur bagian dalam kepala.


Emfisema adalah suatu kondisi yang bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, kondisi ini sangat berbahaya dan berpotensi mematikan karena dapat membatasi pasokan udara. Tanda-tanda yang muncul biasanya wajah atau leher yang membengkak dan timbul rasa ketidaknyamanan.

"Untuk membantu seseorang agar mudah bersin bisa dengan cara melihat cahaya terang, hal ini dapat merangsang saraf optik yang melintasi jalur pusat bersin. Selain itu iritasi yang terjadi di saraf dekat pusat bersin juga bisa memicu seseorang untuk bersin," tambahnya.

Saat seseorang bersin biasanya diikuti oleh keluarnya bakteri atau kuman dari dalam tubuh. Hal ini berguna untuk menjaga hidung agar tetap bersih, karenanya seringkali bersin terjadi secara berulang-ulang.

Jadi jangan pernah menahan bersin untuk menghindari beberapa risiko tersebut. Tapi jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung dengan tangan, tisu, sapu tangan atau lekukan lengan saat bersin, agar bakteri dan kuman yang keluar tidak membahayakan orang lain.

detik