#Oktober ini kekasih, makasih udah bangunin aku sesaat September berahir... Maukah kamu merenda harapan, biar aku yang melukisnya dengan rona merah muda dari pipimu...
#Oktober kekasih, aku merasa ini akan jadi bulanku dan bulanmu. Seperti Juni, bukan September... Jangan tanya apa, aku tau aja, cuma itu. Ini konspirasiku dengan Tuhan.
#Oktober kekasih. Ah, tersenyumlah dulu. Aku butuh rona merah muda pipimu untuk melukis jembatan di antara hitamnya jelaga lautan jarak, jalanku menuju jauhmu.
#Oktober kekasih, di mana 13 dan 28 saling janji diam-diam untuk saling bertemu dalam satu kencan rahasia, saling senyawa dalam hitungan aritmetika paling sederhana menjadi hari² sebelum November menjemput.
#Oktober kekasih, yang datang mengendap bersama gerimis. Aku suka gerimis. Nanti kalo aku datang, akupun akan datang dengan gerimis, tolong tahan aku selama mungkin di beranda itu, semampumu dengan gerimismu sendiri dari pelupuk di sudut matamu.
#Oktober kekasih,
malam pertama awal bulan...
cuma aku & kamu tau
saling memeluk, saling berbisik,
antara riuh rendah gerimis di atap,
juga gerimis kita sendiri dari pori² kulit.
tolong jangan menjerit!
aku milikmu...
*janganpadamesum*
#Oktober kekasih, yang mulai bernyanyi
untuk kita mencumbu lagi
di sela² hari, di jeda² jemari
tetaplah di sini...
bersamaku, melukis pelangi
di langit² hati
selepas mendung September pergi
#Oktober kekasih.
13 + 28 - 10 = 31.
aku, kamu, apa lagi?
satu kata, cocok!
#Oktober ini kekasih, yang ke 22 untukmu dan ke 23 untukku. Pertama untuk kita, dan akan banyak lagi yang lainnya...
#Oktober ini kekasih, aku menunggu hari yang datang membawaku pada Januari untuk bisa lebih dekat denganmu lagi. Maaf, sekarang aku masih bertempur tapi aku pasti datang bebaskanmu dari genggaman jarak, bersama kita akan bunuh seluruh waktu. Satu persatu.
[kumpulan twit-ku yang agak telat di-posting karena masih bingung ini puisi apa bukan tapi yang penting Anthy suka нuнuнu :Þ, Subulussalam 1 Oktober 2010]
No comments:
Post a Comment