Aku minta hujan temani saat aku memeluk ketidakhadiranmu di sini, saat bibirku saling sesap sendiri, dan lidahku kelu terkulum sepi. Dengan riuh rendah suaranya yang menari di atap juga di aspal jalanan. Kadang sempat terpikir untuk mencari di antara jeda ribuan hujan yang tempiasnya menerobos jendela kamarku yang sengaja kubuka kacanya, kalo² ada rindu yang ikut jatuh bersama mereka, rindu yang mungkin kamu titipkan pada awan mendung kelabu pagi ini. Tapi tidak! Semua temetes inilah tangis rindumu, biar aku mandi hujan sekarang. Jangan marah kalo aku jadi masuk angin... Kamu yang tanggung jawab! :)
[Minggu pagi dan gak bisa ke mana² karena ujan, Subulussalam 3 Oktober 2010]
No comments:
Post a Comment