Friday, May 14, 2010

Aku Rela...


1. Bulan Pucat (13 Mei 2010)

"makasih ya..."

"buat apa?"

"buat semuanya."

"Kamu kenapa sih?"

"pokoknya seneng aja!"

"kebahagiaan yang terlalu memuncak bisa melumpuhkan lo"

"kalo emang harus, aku rela... berutung banget aku punya Kamu."

"aku?"

"Kamu baik."

"orang lain yang baik juga banyak."

"tapi Kamu cuma satu..."


dan dia cuma tersenyum memandangi langit, gadis itu ikut memandang langit, cuma ada sinar bulan berpendar malu-malu di balik selimut awan tipis, tanpa bintang, tanpa bisik lirih angin malam, juga tanpa isyarat darinya yang membuat gadis itu cuma bisa meraba arti dari senyum lelakinya, atau mungkin justru itu isyaratnya? sebentuk senyum... bener-bener ga ada yang spesial malam itu, semua sama seperti malam sebelumnya. tapi ga buat dia, bahkan gadis itu juga ga tau pasti apa yang mebuat lelakinya begitu ceria, cukup baginya melihat senyum itu terkulum tanpa ingin tau lebih dalam. mereka masih duduk berdua sementara malam makin larut dan angin yang sedari tadi diam kini mulai bergerak meniup ujung-ujung padang ilalang, meniup sepinya malam, meniup emosi mereka berdua yang seolah menguap dan larut dengan suara-suara lirih dedaunan yang saling bergesek, juga nyanyian jangkrik-jangkrik jantan memanggil betinanya. gadis itu merebahkan kepalanya di bahu lelakinya...





2. Petang yang Terselundupkan (23 April 2010)

"Kamu lagi deket ma seseorang?"

dengan serpihan perasaan yang tersisa dia coba memandang dalam, jauh ke titik terdalam mata gadis di sampingnya. "iya" satu kata lalu bibir gadis itu terkunci, cuma ada debur ombak dan kebisuan di antara mereka. air laut membasahi kaki keduanya. "aku lagi deket dengan dia" gadis itu cuma bicara dengan hatinya karena lelaki di sampingnya juga tidak bertanya apa-apa lagi, seperti gadis itu, bibirnya terkunci. entah apa yang di pikirannya, entah bagaimana perasaannya, entah... sekali lagi debur ombak menghempas pantai, mengiring semburat jingga surya senja tenggelam dengan anggun dan megah di pinggir pantai yang lagi menyambut malam. mereka berdua diam...





3. Saat Lelaki Bicara (12 Mei 2010)

"Kamu yang lagi deket sama dia?"

"iya."

"Kamu serius kan sama dia?"

"aku serius."

"tolong jangan bikin dia kecewa, aku bahagia kalo dia bahagia. meskipun aku ga bisa sama dia, aku rela..."

"yang pasti aku sayang sama dia!"






4. Jargon (23 Mei 2010)

"tau gak? kayak jejak kita yang tertingal di pantai tadi hilang oleh ombak, aku cuma bisa bawa pasirnya lagi buat kamu, tulisan ini juga..."
(Ahméd Taufiq Rosidi)

"ada ikatan khusus antara penulis dengan tulisannya..."
(Ardiyanti Sari)

"ya, selalu."
(Ahméd Taufiq Rosidi)


[ditulis sambil nungguin ujan brenti waktu mo pulang ngantor dan BBM-an sama Anthy-ku, Subulussalam 14 Mei 2010 dan di-recovery ulang khusus buat dia selepas jargon itu dia ciptakan dan ditulis berulang di BBM & Facebook oleh orang-orang yang berbeda antara Makassar-Subulussalam-Medan-Makassar tanpa perlu tau gimana awalnya, 23 Mei 2010]

No comments:

Post a Comment