Albert Einstein, siapa di dunia ini yang tak mengenal ilmuwan ini? Ilmuwan yang mencetuskan teori relativitas ini begitu disegani pada masanya. Teori-teorinya sering menimbulkan kontroversi diantara kalangan ilmuwan waktu itu. Fisikawan Denmark, Niels Bohr yang terkenal dengan model atomnya juga pernah "bertarung" dengan Einstein, walaupun sesungguhnya mereka berteman baik.
Banyak sekali kontroversi yang Einstein ciptakan semasa hidupnya mulai dari teori-teorinya hingga pernah ditawari jabatan presiden Israel. Bahkan kematiannya juga menimbulkan suatu kontroversi. Apa itu ? Simak baik-baik ya.
Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 pukul 1.55 pagi di rumah sakit Princeton. Seperti prosedur pada umumnya mayat Einstein harus di autopsi terlebih dahulu sebelum di kremasi. Dokter yang bertugas mengautopsi Einstein yakni Dr. Thomas Stoltz Harvey.
Banyak sekali kontroversi yang Einstein ciptakan semasa hidupnya mulai dari teori-teorinya hingga pernah ditawari jabatan presiden Israel. Bahkan kematiannya juga menimbulkan suatu kontroversi. Apa itu ? Simak baik-baik ya.
Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 pukul 1.55 pagi di rumah sakit Princeton. Seperti prosedur pada umumnya mayat Einstein harus di autopsi terlebih dahulu sebelum di kremasi. Dokter yang bertugas mengautopsi Einstein yakni Dr. Thomas Stoltz Harvey.
Kontroversi bermula ketika Harvey meminta izin kepada anak tertua Einstein yaitu Hans Albert untuk mengambil otak ayahnya. Hans ternyata mengizinkan meskipun anggota keluarga yang lain tidak mengijinkan.
"Sesuatu yang gila dilakukan oleh Thomas Harvey, orang yang melakukan autopsi terhadap Einstein. Selama proses itu merupakan sesuatu yang wajar apabila dia mengambil otaknya untuk diperiksa", ujar Michael Paterniti seorang jurnalis yang melakukan banyak penelitian tentang peristiwa pada hari itu (kematian Einstein.red).
Namun itu semua berubah ketika Harvey tidak mengembalikan otak Einstein ke tempurung kepalanya, Harvey malah menaruhnya di sebuah wadah berisi formaldehyde, tambah Paterniti.
Akibat dari tindakannya lah Harvey kemudian kehilangan pekerjaannya dan dipecat dari banyak perguruan tinggi. Dia bersikukuh bahwa tindakannya dilakukan atas kewajiban terhadap sains, sambung Paterniti.
Paterniti bahkan menambahkan bahwa dia (Harvey) percaya dengan menyimpan otak Einstein dan memberikannya ke neuroanatomis dapat menyibak kunci kejeniusan sang profesor.
Atas Nama Ilmu Pengetahuan
Setelah 40 tahun berlalu, Paterniti mencoba menemui Harvey dirumahnya. Harvey tinggal sendirian beberapa mil dari Princeton. Ketika Paterniti sampai di rumah Harvey, dia sedang bersiap-siap pergi.
"Dia membawa beberapa tas dan salah satu tasnya berisi Tupperware berisi otak Einstein.", kata Paterniti. Harvey berencana mengembalikan "barang" itu kepada cucu Einstein yang bernama Evelyn yang tinggal di Berkeley, California.
Paterniti kemudian ikut dalam perjalanan Harvey dan mengabadikan perjalanannya kedalam bukunya yang berjudul Driving Mr. Albert: A Trip Across America with Einstein’s Brain. Selama perjalanan Harvey berkata pada Paterniti bagaimana dia memenuhi kewajibannya terhaadap ilmu pengetahuan secara berkala mengirim sedikit bagian dari otak Einstein kepada beberapa neuroscientist.
Salah satu ilmuwan yang menginginkan sample otak Einstein yakni Marian Diamond yang bekerja di Universitas California, Berkeley. Dia meminta kepada Thomas Harvey beberapa potongan dari empat area dalam otak Einstein.
Diamond tidak berbicara sama sekali tentang ikut andilnya dalam eksperimennya. Tetapi pada tahun 1985 selama mengajar di salah satu perguruan tinggi di New York, dia menjelaskan apa yang terjadi setelah dia meminta Harvey untuk mengirimkan beberapa potong sample otak Einstein. Harvey menyetujui untuk mengirimkannya, namun beberapa bulan berselang Harvey tidak mengirimnya. Baru, tiga tahun kemudian segumpal jaringan otak Einstein sampai lewat pos di dalam sebuah toples mayonnaise.
Pada waktu itu sekitar tahun 1980-an, kebanyakan ilmuwan masih percaya semua "pekerjaan" penting di dalam otak dilakukan oleh neuron. Dan para peneliti sudah mempelajari dari sample otak Einstein bahwa dia tidak memiliki banyak "ekstra" neuron.
Namun, Diamond kagum akan tipe lain dari sel otak, yang disebut sel glial. Glia berarti glue atau jika diartikan yakni lem. Dan anggapan itu kembali bahwa sel glial adalah sel yang berfungsi sebagai "lem" yang menyatukan otak.
Diamond kemudian mengeksplorasi lagi bahwa sel
glial dibagi lagi menjadi dua yakni astrocytes dan oligodendrocytes dalam otak Einstein. Lalu, dia menghitung jumlahnya dan menemukan bahwa mereka berasal dari suatu jaringan yang berada di area imajinasi dan area berpikir rumit.
Penelitian ini kemudian mendapat bayak perhatian dari media. Namun, para ilmuwan sungguh tidak tahu apa yang membuat ini semua, kata Doug Fields, seorang peneliti otak dari National Institutes of Health.
Penelitian ini juga membuat Doug Fields terinspirasi untuk membuat sebuah buku yang menjelaskan penelitian tentang peranan dari sel glia dalam otak. Ini sekaligus mengakibatkan sebuah "revolusi" dalam dunia medis khususnya neuroscience.
Tujuan Terpenuhi
Buku dari Field dimulai dengan cerita Thomas Harvey yang "mencuri" otak Einstein. .
Harvey tidak pernah membaca buku karangan Field tersebut. Karena Harvey meninggal dunia pada tahun 2007. Banyak yang menyebut Harvey sebagai pahlawan. Karena atas jasanya para neuroscientist menemukan hal baru yang dapat memperkaya ilmu pengetuhuan. Namun, tidak sedikit pula orang men-cap Harvey seorang yang kontroversi atau ngawur karena Harvey dianggap telah "mencuri" otak Einstein. Karena tindakannya inilah rumah sakit Princeton, New Jersey memecatnya.
Disadari atau tidak Harvey juga telah membantu para ilmuwan untuk mempelajari tentang asal dari kejeniusan manusia.
"Saya pikir tujuan Harvey telah terpenuhi," ujar Paterniti.
Lalu, bagaimana nasib otak Einstein ? Sejujurnya, otak Einstein tidak pernah diberikan kepada cucu Einstein yang bernama Evelyn, kata Paterniti. Dia (Evelyn) tidak menginginkannya.
Jadi, sebelum meninggal dunia Harvey mengembalikan otak Einstein ke departemen Pathology Universitas Princeton, New Jersey dimana itu masih tersimpan sampai sekarang.
Sumber: ict-site.blogspot.com
"Sesuatu yang gila dilakukan oleh Thomas Harvey, orang yang melakukan autopsi terhadap Einstein. Selama proses itu merupakan sesuatu yang wajar apabila dia mengambil otaknya untuk diperiksa", ujar Michael Paterniti seorang jurnalis yang melakukan banyak penelitian tentang peristiwa pada hari itu (kematian Einstein.red).
Namun itu semua berubah ketika Harvey tidak mengembalikan otak Einstein ke tempurung kepalanya, Harvey malah menaruhnya di sebuah wadah berisi formaldehyde, tambah Paterniti.
Akibat dari tindakannya lah Harvey kemudian kehilangan pekerjaannya dan dipecat dari banyak perguruan tinggi. Dia bersikukuh bahwa tindakannya dilakukan atas kewajiban terhadap sains, sambung Paterniti.
Paterniti bahkan menambahkan bahwa dia (Harvey) percaya dengan menyimpan otak Einstein dan memberikannya ke neuroanatomis dapat menyibak kunci kejeniusan sang profesor.
Atas Nama Ilmu Pengetahuan
Setelah 40 tahun berlalu, Paterniti mencoba menemui Harvey dirumahnya. Harvey tinggal sendirian beberapa mil dari Princeton. Ketika Paterniti sampai di rumah Harvey, dia sedang bersiap-siap pergi.
"Dia membawa beberapa tas dan salah satu tasnya berisi Tupperware berisi otak Einstein.", kata Paterniti. Harvey berencana mengembalikan "barang" itu kepada cucu Einstein yang bernama Evelyn yang tinggal di Berkeley, California.
Paterniti kemudian ikut dalam perjalanan Harvey dan mengabadikan perjalanannya kedalam bukunya yang berjudul Driving Mr. Albert: A Trip Across America with Einstein’s Brain. Selama perjalanan Harvey berkata pada Paterniti bagaimana dia memenuhi kewajibannya terhaadap ilmu pengetahuan secara berkala mengirim sedikit bagian dari otak Einstein kepada beberapa neuroscientist.
Salah satu ilmuwan yang menginginkan sample otak Einstein yakni Marian Diamond yang bekerja di Universitas California, Berkeley. Dia meminta kepada Thomas Harvey beberapa potongan dari empat area dalam otak Einstein.
Diamond tidak berbicara sama sekali tentang ikut andilnya dalam eksperimennya. Tetapi pada tahun 1985 selama mengajar di salah satu perguruan tinggi di New York, dia menjelaskan apa yang terjadi setelah dia meminta Harvey untuk mengirimkan beberapa potong sample otak Einstein. Harvey menyetujui untuk mengirimkannya, namun beberapa bulan berselang Harvey tidak mengirimnya. Baru, tiga tahun kemudian segumpal jaringan otak Einstein sampai lewat pos di dalam sebuah toples mayonnaise.
Pada waktu itu sekitar tahun 1980-an, kebanyakan ilmuwan masih percaya semua "pekerjaan" penting di dalam otak dilakukan oleh neuron. Dan para peneliti sudah mempelajari dari sample otak Einstein bahwa dia tidak memiliki banyak "ekstra" neuron.
Namun, Diamond kagum akan tipe lain dari sel otak, yang disebut sel glial. Glia berarti glue atau jika diartikan yakni lem. Dan anggapan itu kembali bahwa sel glial adalah sel yang berfungsi sebagai "lem" yang menyatukan otak.
Diamond kemudian mengeksplorasi lagi bahwa sel
glial dibagi lagi menjadi dua yakni astrocytes dan oligodendrocytes dalam otak Einstein. Lalu, dia menghitung jumlahnya dan menemukan bahwa mereka berasal dari suatu jaringan yang berada di area imajinasi dan area berpikir rumit.
Penelitian ini kemudian mendapat bayak perhatian dari media. Namun, para ilmuwan sungguh tidak tahu apa yang membuat ini semua, kata Doug Fields, seorang peneliti otak dari National Institutes of Health.
Penelitian ini juga membuat Doug Fields terinspirasi untuk membuat sebuah buku yang menjelaskan penelitian tentang peranan dari sel glia dalam otak. Ini sekaligus mengakibatkan sebuah "revolusi" dalam dunia medis khususnya neuroscience.
Tujuan Terpenuhi
Buku dari Field dimulai dengan cerita Thomas Harvey yang "mencuri" otak Einstein. .
Harvey tidak pernah membaca buku karangan Field tersebut. Karena Harvey meninggal dunia pada tahun 2007. Banyak yang menyebut Harvey sebagai pahlawan. Karena atas jasanya para neuroscientist menemukan hal baru yang dapat memperkaya ilmu pengetuhuan. Namun, tidak sedikit pula orang men-cap Harvey seorang yang kontroversi atau ngawur karena Harvey dianggap telah "mencuri" otak Einstein. Karena tindakannya inilah rumah sakit Princeton, New Jersey memecatnya.
Disadari atau tidak Harvey juga telah membantu para ilmuwan untuk mempelajari tentang asal dari kejeniusan manusia.
"Saya pikir tujuan Harvey telah terpenuhi," ujar Paterniti.
Lalu, bagaimana nasib otak Einstein ? Sejujurnya, otak Einstein tidak pernah diberikan kepada cucu Einstein yang bernama Evelyn, kata Paterniti. Dia (Evelyn) tidak menginginkannya.
Jadi, sebelum meninggal dunia Harvey mengembalikan otak Einstein ke departemen Pathology Universitas Princeton, New Jersey dimana itu masih tersimpan sampai sekarang.
Sumber: ict-site.blogspot.com