Wednesday, September 29, 2010

Efek Pilek & Kangen


Dan sekarang luka kecil itu menjalar keluar meresapi tiap inchi hatiku, masuk ke pembuluh nadi dan terbawa laju darah, menyetubuhi otakku yang sejatinya tak pernah sepi akan bayangmu yang terus mengganda lagi dan lagi. Sampai ketika nanti kita bertemu kamupun akan terkejut dengan betapa banyak wajahmu yang aku bawa selama ini di kepalaku, yang kucipta sendiri karena jauhmu...

Ya, luka kecil itu masih ada, luka maha-dahsyat yang terus menggelitik di setiap jeda nafas. Tapi biarlah yang kecil itu aku simpan dan pelihara, yang akan terus ingatkan bahwa aku masih bisa merasa sakit oleh luka, bahwa aku masih punya alasan untuk tetap bernafas. Kamu...

Mungkin nanti kamu bakal marah karena sekarang aku masih juga belom tidur malah kirim ввм kayak gini. Tapi aku bisa apa? Kalo kamu mau tau, ada yang terus gangguin aku setiap aku coba buat terpejam, seperti ribuan kamu yang datang bertubi tanpa jeda dan tanpa beri aku waktu buat nolak. Pun kalo aku punya waktu, apa hatiku mau berkompromi buat nolak kamu? Aku kira gak, dan pasti itu jawabnya, harus "gak". Kata orang hati gak pernah bohong, tentang segala apa yang aku rasakan, aku tau benar. semacam rindu, merindumu...

[setelah berjam-jam coba tidur sambil terus menguap tapi tetep gak bisa merem, Subulussalam 21 September 2010]

No comments:

Post a Comment